Kini cuitan twitter tersebut sudah tidak ada karena sudah dihapus.
Sejumlah aktivis mengkritisi cuitan tersebut karena kata babu dinilai merendahkan profesi asisten rumah tangga, bila sesuai kata-kata dalam cuitan tersebut berarti memiliki arti merendahkan profesi asisten rumah tangga Tenaga Kerja Indonesia yang berada di luar negeri.
Dalam cuitannya beliau mengatakan,
"tak ada yang mengemis, mereka bekerja sebagai PRT di luar negeri secara terhormat. Apakah Anda sudah memartabatkan mereka? Revisi UU TKI jalan di tempat sejak 2010."
Yang dimaksudkan UU TKI tersebut adalah UU Nomor 39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri yang revisinya menjadi salah satu program legislasi nasional prioritas 2016.
Yang dimaksudkan UU TKI tersebut adalah UU Nomor 39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri yang revisinya menjadi salah satu program legislasi nasional prioritas 2016.
Namun hingga kini belum ada kejelasan kapan revisi itu akan dirampungkan.
Cuitan Fahri tersebut juga dikaitkan dengan ini dengan RUU Perlindungan PRT yang belum juga disahkan oleh DPR.
Anis mengatakan pantas saja RUU itu 'mangkrak karena pola pikir salah satu pembuat UU-nya menganggap PRT sebagai babu.'
Aktivis Pekerja Migran Indonesia di Amerika, Sandra Waroruntu juga ikut memprotes.
"Saya, anak bangsa ke luar negeri untuk bekerja, bukan mengemis menjadi BABU, tolong diralat! Anda menghina anak bangsa."
"Miris banget ya negarawan, kerjanya menghina anak bangsa, gak pernah mikirin agar lebih baik, bisa ya begitu?" cuit yang lain.
Berselang beberapa lama kemudian Fahri yang juga menjabat sebagai ketua tim pengawas TKI (DPR-RI) mengklarifikasi ucapannya mengapa dia menyebut 'babu' dan 'mengemis'.
"Saya menyebut anak bangsa mengemis karena ada yang lebih ekstrem dijual dan diperbudak. Saya sebut istilah babu karena ada yang lebih ekstrem dibunuh dan disekap serta ditindak," katanya.
Dia kemudian meminta maaf atas ucapannya karena banyak yang marah.
Dan, tak semua orang merasa selesai dengan itu.
"Cuma kelas tukang adu domba... sayang banget pajak yang dibayar buat gaji dan tunjangan-tunjangan orang sekelas Anda," kata @MiminkSuryadi.
Lainnya berkomentar, "minta maaflah sama yang dikatain babu, bukan sama yang marah-marah untuk mengingatkanmu untuk berbicara sopan," kata @tudiro.
sumber : BBC
0 comments
Post a Comment