Home /
Berita BMI /
Berita TKI /
Berita TKW /
Suara Buruh Migran Indonesia /
TKI Singapura Tertahan Tidak Bisa Pulang Karena Majikan Minta Tebusan
Wednesday, December 7, 2016
TKI Singapura Tertahan Tidak Bisa Pulang Karena Majikan Minta Tebusan
Author -
Ademin
Date - Wednesday, December 07, 2016
Berita BMI
Berita TKI
Berita TKW
Suara Buruh Migran Indonesia
Berita TKI - Nasib TKI asal Dusun Bojongsari, Desa Mulyasari, RT 07 RW 08, Kecamatan Majenang, Nika Yuliani (21) tak seperti mereka yang telah sukses di luar negeri sana. Kini dia tertahan di KBRI Singapura.
Padahal April lalu baru saja dia berangkat ke Singapura. Kini dia tidak bisa pulang karena sang majikan meminta tebusan sekaligus menahan paspor miliknya.
Nilai tebusan TKW itu mencapai Rp 5 juta.
Karena paspor tertahan dan adanya permintaan uang tebusan dari majikan, Nika saat ini tertahan di KBRI Singapura. Dia sudah berada di sana sejak Agustus lalu dan belum bisa kembali ke tanah air.
Menurut Agus, alasan majikan meminta uang karena sang majikan sudah membayar biaya ke agensi di Singapura. Sementara agensi di sana, saat dihubungi, mengaku sudah memberikan uang tersebut kepada Nika.
Karena itulah, majikan bersikukuh meminta uang tebusan ke Nika sebagai kompensasi karena baru bekerja sejak April lalu. Nika sendiri, katanya, sudah meminta bantuan ke KBRI untuk menghubungi majikan maupun PPTKIS yang memberangkatkannya.
Namun, sang majikan kerap bersikukuh kalau Nika harus menyediakan uang senilai Rp 5 juta. Sementara PPTKIS, selalu tidak bisa dikontak petugas KBRI.
“PT-nya nda bisa dihubungi,” katanya. Anto menceritakan, sejak awal, dirinya curiga anaknya berangkat sebagai TKI ilegal.
Ini berdasarkan pengalaman istrinya kala berangkat ke luar negeri. Istrinya waktu itu berangkat dengan dilengkapi dokumen resmi dan menggunakan pesawat terbang hingga ke negara tujuan.
“Saya curiga dia (jadi TKI) ilegal,” katanya.
Diakuinya, anaknya berangkat ke Singapura melalui calo di Kecamatan Cimanggu. Semua proses keberangkatannya diurus oleh calo tersebut. Dia berangkat pada April lalu melalui Batam dan menyeberang ke Singapura dengan naik perahu.
“Dia berangkat April lalu. Dari sini naik pesawat ke Batam, lalu naik perahu ke Singapura,” ujarnya.
Sementara, kondisi Nika tiap kali menghubungi ibunya, Umi Sobiyatun Tafsilah, selalu menangis dan ingin pulang. Nika juga mengaku sudah tidak betah bekerja pada majikannya karena galak.
Dia kerap dihardik dengan kata-kata kurang enak dan dinilai malas. Sementara Nika mengaku harus bekerja dari pagi hingga malam.
“Dia selalu menangis. Katanya majikan galak,” katanya.
Nika meninggalkan Najwa Khaira Wilda (3), anak semata wayangnya. Anak tersebut baru saja sakit dan kondisinya kurus. Hal ini memperberat kondisi keluarga di tanah air karena Anto Sunarto tidak memiliki pekerjaan tetap. (har/ttg/radar banyumas)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Paling Dilihat
-
Berita TKI - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) Ayub Basalamah mengatakan, moratorium (penghentian semen...
-
Berita Kriminal - Aksi percobaan pemerkosaan oleh pria tak dikenal terhadap SB (24 tahun) seorang karyawan salon kecantikan di Bekasi Sel...
-
Kecanggihan telepon genggam atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama smartphone (telepon pintar), telah memungkinkan kita untuk melak...
-
Berita TKI - Seekor gajah menewaskan Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di perkebunan yang berlokasi di Tawau, Sabah, Malaysia. In...
-
Tercatat ada sebanyak 139 WNI yang ditahan di lembaga pemasyarakatan di Hong Kong dan Makau yang disebabkan oleh bermacam kasus pidana ya...
-
BERITA JATINEGARA - Berpura-pura sebagai pengemis yang berjalan ngesot, Adriana (40) diamankan Satgas Dinas Sosial saat sedang beraksi ...
-
Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyebut, angka tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri non-prosedural masih sangat ting...
-
Dituding Jadi Pelaku Tabrak Lari Imigran Afganistan di Makassar Digebuki Warga, Barang Berharga RaibBerita Makassar - Seorang imigran pencari suaka asal Afghanistan, Mukhtar Hussain Aashury (28), dipukuli warga di Jalan Pengayoman, Maka...
0 comments
Post a Comment