Saturday, April 8, 2017

300 TKI Disekap Di Arab Saudi? Ini Klarifikasi Kemenlu

tki+indo

Berita TKI - Isu dugaan disekapnya 300 TKI di Riyadh Arab Saudi ternyata tidak benar. Seperti yang dikatakan oleh Direktur PWNI BHI Muhammad Iqbal sejumlah 10 TKI Arab Saudi sudah dipulangkan oleh Kemenlu yang diberangkatkan lewat jalur non-prosedural.

"Kesepuluh orang tersebut sudah dipulangkan. Mereka TKI yang melarikan diri dari majikan dan meminta perlindungan dari KBRI dan ada yang dari penampungan," ujar Iqbal di kantor Kemenlu, Jakarta, Jumat (7/4).

Menurut Iqbal para TKI  sebelumnya sudah diberikan penampungan di shelter dan sudah dipulangkan.

Dari 10 orang itu, enam orang yang lari dari majikan dan empat orang lainnya setelah KBRI datang ke penampungan Al Juraisy.

"Lalu kita minta pada perusahaan untuk merilis empat orang tersebut kemudian kita bawa ke KBRI," urai dia.

Kemudian, muncul cerita dari salah seorang TKI yang dipulangkan. Dalam pernyataannya, yang bersangkutan menyampaikan ada 300 WNI yang disekap bersamaan dengan dirinya oleh Al Juraisy.

Iqbal menyebutkan dari hasil konfirmasi ke pihak imigrasi Arab Saudi, memang Al Juraisy mendapatkan blok visa untuk mendatangkan 1.200 TKI. Namun, hingga saat ini jumlah TKI yang dimasukkan dan dipekerjakan di Arab Saudi baru 151 orang.

"Jadi itu informasi yang kita dapatkan dan kita sudah pastikan bahwa sebelum isu ini berkembang di media pun, kita sudah mengirimkan nota diplomatik kepada Kemlu Arab Saudi untuk meminta dilakukan penelusuran," ujar Iqbal.

Kemlu masih berkomunikasi dengan kepolisian Riyadh untuk melakukan investigasi terkait kasus ini. Pihak KBRI juga masih terus mengumpulkan informasi tambahan yang bisa memberikan justifikasi bagi polisi untuk melakukan upaya investigasi lebih lanjut.

"Sebagai informasi, kami sampaikan bahwa antara KBRI Riyadh dengan polisi Riyadh sudah tiga kali melakukan penggerebekan bersama terhadap perusahaan setempat yang diduga melakukan penyelundupan. Jadi komitmen pemerintah setempat cukup besar untuk membantu kita. Namun, untuk saat ini yang kita lakukan adalah mengumpulkan bukti-bukti tambahan," ucap Iqbal.

Dia juga menambahkan salah satu modus yang banyak dipakai oleh oknum perusahaan di Arab Saudi maupun Indonesia adalah menawarkan pekerjaan di bidang cleaning service.

Modus tersebut digunakan karena celaning service tidak termasuk dalam yang ditutup atau terkena memoratorium.

"Faktanya dipekerjakan untuk asisten rumah tangga," pungkas Iqbal.

0 comments

Post a Comment