Sunday, July 3, 2016

Walaupun Tidak Tamat Sekolah Mantan TKW Taiwan Asal Pontianak Ini Jadi Bintang TV Taiwan


Pendidikan adalah kunci penting dari kehidupan, tanpa pendidikan dengan jenjang yang tinggi seseorang akan sulit mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang cukup. Putus sekolah merupakan sebuah mimpi buruk, meskipun pemerintah mengatakan   pendidikan adalah hak setiap warga negara tapi masih banyak di sekeliling kita yang terpaksa menyerah pada pendidikan karena faktor-faktor tertentu.

Seperti yang dialami oleh Mok Ai-fang, warga keturunan Tionghoa asal Pontianak, Kalimantan, Indonesia. Ia berasal dari keluarga yang sangat sederhana, yang membuatnya terpaksa meninggalkan sekolah setelah lulus SMP. Namun, kesederhanaan tak lantas membuatnya patah semangat, pantang baginya untuk menyerah pada keadaan hingga usahanya membuahkan hasil.



Seperti yang dikutip dari TaiwanPanorama, setelah dia memutuskan untuk berhenti setelah lulus SMP dia langsung mencari pekerjaan agar tidak menjadi beban keluarganya. Tercatat sejak lulus SMP, Mok Ai-Fang bekerja menjadi TKW di Malaysia selama 2 tahun lalu pindah ke Singapura.

Pada akhir tahun 2000 ada salah seorang sahabatnya yang mengajaknya kerja ke Taiwan. Mulai dari sebagai perawat hingga pekerja pabrik, semua dikerjakannya dengan ikhlas dengan prinsip yang penting bisa bertahan hidup di negeri orang.


foto : panorama.com

Enam bulan sebelum masa kerja habis, takdir mengatakan lain. Tak disangka-sangka ia malah terjebak di Taiwan karena berjodoh dengan seorang pria Taiwan. Setelah sama-sama yakin mereka memutuskan untuk menikah. Walaupun usia pernikahan sudah bertahun-tahun, di Taiwan ia masih kesulitan dengan bahasa. Kakak iparnya menyarankan ia mengikuti kursus bahasa.

Bersama dengan teman imigran Indonesia yang ada di Taiwan, Mok Ai-fang ikut kursus bahasa di pusat pelatihan bagi imigran baru di Taoyuan. Ia beruntung mendapat guru sekaligus mentor yang tidak hanya mengajar berbicara bahasa Mandarin, tapi juga membantunya menggali potensi diri sebesar-besarnya.

Dari sinilah dimulai buah Mok Ai-fang dipetik. Saat itu, pembuat film “Nonya Tastes of Life” garapan televisi publik PTS sedang mencari pemeran utama Indonesia, untuk tayangan tentang para imigran baru di Taiwan. Huang Mu-yi, sang mentorlah yang memberi semangat kepada Mok Ai-fang agar mencoba melamar.


foto : panorama.com

Setelah pelatihan selama 6 bulan, Mok Ai-fang mendapat skenario pertama tayagan pada Agustus 2006. Pengambilan gambar secara resmi dimulai pada Mei 2007. Berkat penampilannya ini, ia meraih penghargaan Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam Golden Bell Awards pada November di tahun yang sama.

Dalam 10 tahun terakhir, ia sudah terlibat dalam ratusan film. Salah satu yang paling berkesan adalah perannya sebagai wanita hamil dalam film “Zone pro Zak” karena pergulatan batin yang melingkupinya saat itu.



Tidak berhenti di tayangan drama, Mok Ai-fang kemudian ditantang untuk menjadi pemandu acara “Aku di Taiwan, Apa Kabar?” yang juga disiarkan oleh PTS. Awalnya masih merasa canggung ketika menjadi penyiar acara bertema pernikahan lintas budaya tersebut. Namun ia dapat beradaptasi dengan baik.


foto : panorama.com

Kini, setelah tinggal lebih dari 10 tahun di Taiwan, ia pun sudah mahir berbicara Mandarin. Dengan berlatih komunikasi dan mengasah kepekaan tentang apa yang ada dalam masyarakatnya, Mok Ai-fang kemudian menjadi lebih nyaman ketika melakukan wawancara dengan para narasumbernya.

Melalui acara “Nonya Tastes of Life” dan “Zon Pro Sak”, Mok Ai-fang telah mengharumkan nama bangsa sekaligus membuktikan bahwa ketekunan, keluwesan, dan keluasan hati memungkinkan setiap orang memainkan peran di ‘panggung’ masing-masing.

Kisah Mok Ai-Fang mengajarkan kita untuk tak pernah putus asa, meski apapun yang terjadi. Selain itu, tetap menggali potensi dan percaya pada diri sendiri. Luar biasa bukan?


sumber : jadiberita dan berbagai sumber

0 comments

Post a Comment