“Saya minta paspor ke agen karena denger-denger, katanya ada agen yang baik, ada yang tidak. Saya takut kalau nanti paspor saya dibikin untuk utang-utang gitu loh ke bank. Ya saya mau pegang sendiri paspornya, tapi agen nggak boleh, katanya majikan yang suruh tahan,” kata Uyi seperti yang dilansir dari SUARA.
Uyi dirinya berangkat ke Hong Kong pada 28 September 2016 lewat Bandara Juanda Surabaya.
Agen menjemputnya di Sheung Wan untuk melakukan medikal dan menunggu hingga 2 hari sampai dijemput majikan.
Uyi dibawa ke rumah majikan di Siu Sai Wan.
Uyi dibawa ke rumah majikan di Siu Sai Wan.
Disana pertama kali bekerja sudah tercium keanehan. Pekerjaan yang ditanggung tidak sesuai dengan yang tertera di kontrak hijau.
Uyi disuruh momong anak umur 2 tahun, serta cap ye dan masak untuk Bo Bo, Dai Dai dan Sing Sang, padahal dikatakan di kontrak mengurus 2 orang dewasa.
Uyi disuruh momong anak umur 2 tahun, serta cap ye dan masak untuk Bo Bo, Dai Dai dan Sing Sang, padahal dikatakan di kontrak mengurus 2 orang dewasa.
“Padahal di kontrak, katanya cuma ada 2 orang dewasa saja, lah kok disuruh ngurus anak umur 2 tahun? Saya tanya ke agen, malah dimarahi,” kata Uyi.
Yang paling miris dan menyalahi aturan Uyi diberi makan mie instan setiap hari.
Yang paling miris dan menyalahi aturan Uyi diberi makan mie instan setiap hari.
TKI Banyuwangi itu akhirnya memilih beli makan sendiri di luar.
Karena gelisah dengan kontrak yang berbeda dengan kenyataan Uyi makin ketakutan saat sang agen tak tak mau mengembalikan paspor miliknya.
Karena gelisah dengan kontrak yang berbeda dengan kenyataan Uyi makin ketakutan saat sang agen tak tak mau mengembalikan paspor miliknya.
Apalagi di Hongkong marak terjadi peminjaman uang dengan ID orang lain.
“Saya akhirnya ngotot sampai 4 kali datang ke agen, tapi katanya majikan yang suruh agen tahan paspor saya supaya ndak dipakai buat utang ke bank. Sementara saya justru takut paspor itu dipakai sembarangan,” kata Uyi.
Minggu, 20 November 2016, Uyi yang sedang libur pun kembali menelepon agen untuk memaksa minta paspornya. Namun tak berapa lama, justru TKI ini yang ditelepon oleh majikannya.
Uyi kaget karena sang majikan memberitahu akan terminate dirinya.
Minggu, 20 November 2016, Uyi yang sedang libur pun kembali menelepon agen untuk memaksa minta paspornya. Namun tak berapa lama, justru TKI ini yang ditelepon oleh majikannya.
Uyi kaget karena sang majikan memberitahu akan terminate dirinya.
“Saya hanya dibilangin lewat telepon kalau kita sudah ndak cocok, kamu di-terminate,” kata TKI ini berkisah.
Yang bikin thong-thongen sang majikan melaporkannya ke polisi dengan tuduhan dia kabur dari majikan.
Yang bikin thong-thongen sang majikan melaporkannya ke polisi dengan tuduhan dia kabur dari majikan.
“Lah kok malah dibilang kabur? Wong saya lagi libur?,” kata Uyi.
Setelah berkonsultasi pada Tania Sim dari Christian Action dan mendapat wejangan Uyi langsung datang ke agen untuk memaksa mengambil paspor, HKID dan semua dokumennya yang sebelumnya ditahan.
Setelah berkonsultasi pada Tania Sim dari Christian Action dan mendapat wejangan Uyi langsung datang ke agen untuk memaksa mengambil paspor, HKID dan semua dokumennya yang sebelumnya ditahan.
Agen akhirnya menyerah setelah Uyi mengancam akan gantian melaporkan agen itu ke polisi jika semua dokumen pentingnya itu tetap saja ditahan.
“Toh saya juga sudah di-terminate jadi bisa nggak bisa, harus dikasih balik paspor saya, kalau nggak saya lapor polisi,” kata Uyi.
Bersama Christian Action, Uyi kini menuntut hak-hak ketenagakerjaannya melalui Labour Tribunal. BMI ini menuntut antara lain satu bulan notis, sisa gaji terakhir, tiket dan uang transportasi dan lainnya dengan total HK$ 10.455,10.
Bersama Christian Action, Uyi kini menuntut hak-hak ketenagakerjaannya melalui Labour Tribunal. BMI ini menuntut antara lain satu bulan notis, sisa gaji terakhir, tiket dan uang transportasi dan lainnya dengan total HK$ 10.455,10.
***
Thong-Thongen = istilah jawa yang mengutarakan perasaan bingung campur kaget
0 comments
Post a Comment