Home /
Berita Indonesia /
Berita Surabaya /
Motivasi /
Nenek Ini Diberangkatkan Umroh Oleh Orang Tidak Dikenal, Padahal Hidup Sebatang Kara Dan Serba Kekurangan
Friday, November 11, 2016
Nenek Ini Diberangkatkan Umroh Oleh Orang Tidak Dikenal, Padahal Hidup Sebatang Kara Dan Serba Kekurangan
Motivasi Hari Ini - Kisah ini mungkin akan membuat saya atau anda akan merasa terharu pada apa yang dialami nenek ini.
Di Surabaya, seorang janda renta yang tidak punya anak dan saudara mendadak diberangkatkan umroh. Menariknya, siapa yang memberangkatkan janda sebatang kara ini ke tanah suci masih misterius.
Kalau Anda mahasiswa atau alumni mahasiswa Universitas Merdeka (Unmer) Surabaya, pasti Anda akan mengenal perempuan tua yang tinggal di sudut belakang gedung kampus.
Ia akrab disapa emak Saini. Memegang SKOT (Surat Keterangan Orang Terlantar) cukup menggambarkan kehidupan emak Saini selama ini. Namun, siapa sangka perempuan baya kelahiran 30 Juni 1940 itu akan berangkat umroh dari pendana yang hingga kini tak dikenal.
Emak Saini tidak punya rumah tinggal tetap. Sudah 33 tahun emak Saini tinggal di rumah berpartisi triplek di area kampus.
Sejak suaminya meninggal dunia pada 2002 silam, ia hidup sebatang kara. Kesehariannya, untuk menghidupi diri ia menjual gorengan di rumah yang ditinggalinya itu pula. Hanya pada mahasiswa-mahasiswa yang peduli ia menggantungkan hidupnya.
”Meskipun tinggal seorang diri, semua mahasiswa sini saya anggap anak sendiri. Alhamdulillah ada yang ngramut (merawat) saya dan ngancani (menemani) emak di sini. Dia namanya Rachmad,” ujar perempuan kelahiran Wonogiri, Surakarta ini.
Saat ini, emak Saini memang tidak tinggal sendiri. Ia ditemani Rachmad, seorang alumni mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer Surabaya yang sudah dianggapnya seperti anak kandung.
Kendati setiap hari Sabtu dan Minggu harus ditinggal sendirian oleh Rachmad lantaran pulang kampung, tetapi emak Saini mengaku sudah terbiasa dengan kesendiriannya.
”Emak sempat hendak pindah karena pihak kampus mematok harga sewa kantin, tapi melihat kondisi emak akhirnya tetap mendapat tempat di dalam kampus dengan suka rela sampai sekarang,” terang Rachmad, alumni mahasiswa asal Bojonegoro itu.
"Bagi emak, semua anak mahasiswa Unmer sini sudah dianggap kayak anaknya sendiri,” imbuh pria 34 tahun tersebut.
Ia menceritakan, pada 10 September lalu ada kabar mengejutkan melalui telepon selulernya. Emak Saini diberangakatkan ke tanah suci untuk melakukan ibadah umroh.
”Sebelumnya ada orang travel yang SMS saya agar menyiapkan segala data untuk mengurus paspor dan lainnya yang menyatakan sebagai kelengkapan berangkat umroh emak, tapi tidak saya tindak lanjuti. Namun selang beberapa waktu ada dosen kampus yang meminta saya suapaya segera mengurus kelengkapan administrasi seperti yang telah dikabarkan pada saya sebelumnya,” ujar Rachmad.
Rachmad setengah tak percaya menyampaikan hal itu pada emak Saini. Mau tidak mau, Rachmad pun mengajak emak Saini mengurus segala surat-surat. Itu mulai dari KK, E-KTP, paspor sampai vaksin meningitis di Perak. Semua perlengkapan mak Saini tersebut tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun.
”Travelnya dari Toyyibah Wisata. Saya sempat bertanya siapa orang yang memberangkatkan emak. Namun, mereka diwejangi (diminta) agar tidak menyebut nama yang mendaftarkan umroh emak.”
”Waktu vaksin meningitis di Perak, emak dikasih uang 200 ribu sama orang yang gak dikenal, katanya buat beli kaos kaki sama masker,” tambahnya.
Emak Saini yang mengaku keseharianya tidak pernah mengeluh meski dalam kondisi serba kekurungan ini merasa senang dan tidak percaya. Sebagai ucapan terimakasih, dengan mata berkaca-kaca, emak Saini hanya bisa mendoakan siapa pun orang yang telah memberangkatnya umroh pada 26 Desember 2016 nanti.
”Saya sangat senang sekali. Selama hidup ndak pernah memikirkan untuk bisa berangkat umroh ke tanah suci. Saya ucapkan terima kasih, syukur Alhamdulillah. Semoga sak anak turune (keluarganya) mendapat berkah, diparingi (diberikan) rejeki berlimpah,” urainya lirih. [but/beritajatim]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Paling Dilihat
-
Berita TKI - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) Ayub Basalamah mengatakan, moratorium (penghentian semen...
-
Berita Kriminal - Aksi percobaan pemerkosaan oleh pria tak dikenal terhadap SB (24 tahun) seorang karyawan salon kecantikan di Bekasi Sel...
-
Kecanggihan telepon genggam atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama smartphone (telepon pintar), telah memungkinkan kita untuk melak...
-
Berita TKI - Seekor gajah menewaskan Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di perkebunan yang berlokasi di Tawau, Sabah, Malaysia. In...
-
Tercatat ada sebanyak 139 WNI yang ditahan di lembaga pemasyarakatan di Hong Kong dan Makau yang disebabkan oleh bermacam kasus pidana ya...
-
BERITA JATINEGARA - Berpura-pura sebagai pengemis yang berjalan ngesot, Adriana (40) diamankan Satgas Dinas Sosial saat sedang beraksi ...
-
Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyebut, angka tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri non-prosedural masih sangat ting...
-
Dituding Jadi Pelaku Tabrak Lari Imigran Afganistan di Makassar Digebuki Warga, Barang Berharga RaibBerita Makassar - Seorang imigran pencari suaka asal Afghanistan, Mukhtar Hussain Aashury (28), dipukuli warga di Jalan Pengayoman, Maka...
0 comments
Post a Comment