Saturday, October 29, 2016

TKW Asal Blitar Ini Lebih Menginspirasi, Mulai Jadi Tukang Masak Terbaik Hingga Buka Sekolah Masak Dirumah Majikan


wartaberitatki.com - Kesibukan memadat di rumah flat nomor 69 # 11-10 Jurong West Central, Singapura, pekan lalu. Yuliani Basori, 32, pembantu asal Indonesia, beres-beres merapikan rumah majikannya.Di ruang lain, Bernard Chua, sang majikan beserta istrinya, Judy Han sibuk mengepak puluhan buku ke dalam sebuah kotak kardus. Christopher Chua, putra mereka ikut membantu.

Ia melipat dan memasukkan sebuah spanduk berisi promosi buku ke dalam kotak kardus itu. Tanpa sempat sarapan, pukul 09.00, keluarga Bernard plus Yuliani meluncur ke Sekolah Indonesia Singapura (SIS) di 20 A Siglap Road.

Di sana ada sosialisasi kredit usaha rakyat dan produk  perbankan lainnya untuk tenaga kerja Indonesia di Singapura. Acara itu diselenggarakan oleh BNI dan KBRI Singapura.
   
Di Aula SIS, Yuliani, biasa disapa Yulie, menyusun buku-buku yang dibawa dari rumah  majikannya di atas sebuah meja. Judy Han dan Christopher memasang spanduk dan memajang kliping koran yang memuat berita tentang buku yang mereka bawa dan penulisnya.Yulie Cookbook: a Collection of 60 Delicious Home-Cook Dishes.

Itu judul buku yang terpapar di atas meja. Itulah buku karya Yulie alias Yuliani Basori, pembantu yang sejak menginjakkan kaki pertama kali di Singapura, bekerja pada keluarga Bernard Chua.  Yulie boleh dikata bernasib amat baik, dan ia bukan pembantu biasa.

Ia, barangkali, satu-satunya pembantu rumah tangga asal Indonesia yang pernah menulis buku dan diterbitkan di Singapura. 

Karena itu, pada  9 November 2011 lalu, perempuan asal Blitar, Jawa Timur ini diganjar dengan predikat Best Cook (Tukang Masak Terbaik) dalam sebuah ajang yang diselenggarakan asosiasi agen tenaga kerja, Nation Employment Singapore.
   
Setelah itu, wajah dan cerita tentang kepiawaian Yulie dalam mengolah dan membuat masakan bertebaran di media Singapura. Ia pernah muncul di televisi ChannelNewsAsia dan ditulis oleh The Straits Times (TST), surat kabar terbesar dan paling berpengaruh di Negeri Singa.

Kisah Yulie adalah pelipur lara di tengah cerita-cerita muram tentang nasib pembantu asal Indonesia di Singapura. TST pernah menulis pembantu Indonesia yang dihukum karena mengajak anak majikannya yang masih di bawah umur berhubungan seks.

Ada juga yang diseret ke pengadilan karena mencuri harta majikan.  Buku karya Yulie memuat 60 resep masakan, dibanderol 5 dolar Singapura, yang dengan kurs Rp7 ribu per dolar, setara dengan Rp35 ribu.

“Nggak cuma resep Indonesia. Ada masakan Cina dan Melayu juga,” kata Yulie kepada Batam Pos (RB Group) di Aula SIS. Resep-resep itu ditulis dalam dua bahasa: Indonesia dan Inggris. “Semua saya yang tulis, termasuk menulis dalam bahasa Inggris,” ujarnya.
   
Hari itu, di Aula SIS, sekitar 90 eksemplar buku terjual. Pembelinya kebanyakan pembantu rumah tangga asal Indonesia dan ibu-ibu rumah tangga Singapura. Keesokan harinya, Yulie dibantu Judy Han menjual bukunya di halaman KBRI  Singapura.

"Hari ini hanya sekitar 30-an yang terjual,’’ katanya, saat ditemui Batam Pos, di KBRI Singapura.

Mempublikasikan pengetahuannya lewat buku bukan ujung dari kisah sukses Yulie. Dengan dukungan penuh keluarga majikan, ia kini mendirikan sekolah memasak yang diberi nama: Yulie  Cooking School.

Tempatnya di rumah majikannya di 69 # 11-10 Jurong West Central, Singapura. Judy Han, majikan perempuannya, duduk sebagai manajer sekolah. Sekolah  memasak ini menawarkan tiga paket pendidikan, yaitu basic 1, basic 2, dan advance. “Semua  materi bersumber pada buku saya ditambah praktik memasak,” papar Yulie. (batampos)

0 comments

Post a Comment