Saturday, August 6, 2016

Minta TKI Ilegal Diberi Pemutihan, Setya Novanto Menghadap PM Malaysia


wartaberitatki - Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto mengunjungi Shelter Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia, Jumat (5/8). Sebenarnya, tujuan utama Novanto dan rombongan adalah bertemu pimpinan UMNO Malaysia. Namun, Novanto menyisihkan waktu untuk mengunjungi para pahlawan devisa di negeri jiran itu.



"Kita sudah dengarkan aspirasi secara jelas. Ada kesulitan yang dihadapi. Ada yang tidak dibayar 6 sampai 9 tahun. Ada yang berkaitan dengan masalah asusila. Ini memprihatinkan," ujar Novanto dalam keterangan persnya, sesaat lalu.

"Saya terimakasih ke KBRI yang berikan pengajaran, pengajian. Ini yang harus ditiru KBRI lain. Mereka juga diberi pelatihan ketrampilan. Ini yang berikan kontribusi besar. Kita harap KBRI fasilitasi penelesaian masalah ini."

Novanto menjelaskan, dia telah meminta pemerintah Malaysia untuk memberikan pemutihan kepada para TKI ilegal yang masuk ke Malaysia. 

"Kami sampaikan ke PM Malaysia, kita minta TKI ilegal diberi pemutihan secara bertahap. Beliau tanggapi serius. Responnya baik. Golkar dan Umno (porpol Malaysia) selalu perhatikan rakyat," jelasnya.

Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno juga mengatakan hal senada. Dia bilang, pihaknya terus berupaya membatu para TKI yang bermasalah.

"TKI yang ada dishelter 90 persen undocumented. Termasuk ilegal. Jadi rentan ditangkap polisi dan dimanfaatkan orang lain. KBRI bertugas berikan shelter untuk buruh migran Indonesia yang bermasalah. Kita urusi sampe bisa ke tanah air," paparnya.



Herman mengakui permasalahan yang dihadapi para TKI yang ada di Shelter adalah soal kekerasan dari majikan hingga tidak menerima bayaran.

"Kita siapkan lawyer untuk adukan ke pihak berwajib di Malaysia. Biar masuk pengadilan. Kalau menang, TKI akan dibayar, dan pulang ke Indonesia. Tiap 2 minggu sekitar 20 orang dipulangkan. Tapi selalu ada yang datang lagi. Kapasitas shelter 60 orang tapi hari ini seratus lebih," demikian Novanto. [sam]

sumber : rmol

0 comments

Post a Comment