Thursday, July 14, 2016

Martha Tilaar Wanita Inspiratif, Dulu Menjadi TKW Untuk Merubah Diri Kini Merubah Indonesia


Kamu tahu produk kosmetika dengan merk Sariayu, Mirabella, Cempaka, dan Belia? Pernah mencobanya? Apa yang kamu pikirkan saat menggunakan produk-produk tersebut? Pernah nggak berpikir darimana produk-produk tersebut berasal?

Hehe....maaf aku terlalu bersemangat menanyakan itu semua.

Semua produk itu adalah merk produk dari Martha Tilaar

Martha Tilaar sendiri adalah brand kosmetika terbesar di Indonesia dan tentu saja asli Indonesia. Aku disini nggak bermaksud jualan ataupun mempromosikan barang dagangannya...hehehe....

Martha Tilaar didirikan pertama kali oleh D.R. (HC) Martha Tilaar. Awalnya Martha Tilaar adalah salon kecantikan kecil di garasi berukuran 4 x 6 meter pada tahun 1970.





Tapi sebelum nama besar Martha Tilaar dikenal dunia, ada kisah inpiratif yang mungkin pas banget untuk kita para TKW Indonesia yang bekerja di luar negeri untuk membalik keadaan hidup menjadi lebih baik.

Sepak terjang Martha Tilaar dimulai saat dia berada di Amerika Serikat untuk mewujudkan mimpinya bersekolah di Beauty Academy (Akademi Kecantikan).

Demi bersekolah di Beauty Academy dia rela bekerja halal apa saja, dan suatu ketika dia melihat sebuah peluang dimana para ibu rumah tangga disekeliling tempatnya tinggal mulai sibuk dengan pekerjaannya hingga terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk kerja hingga anak-anak mereka terbengkalai tidak begitu terurus.

Martha Tilaar memutuskan untuk menjadi TKW dengan menjadi babysitter, dengan tekun dan ikhlas dia menjalani pekerjaan itu. Gaji yang didapatnya tiap bulan dia kumpulkan untuk membiayai sekolah yang diinginkannya.

Akhirnya apa yang diinginkannya tercapai, dia berhasil masuk ke Beauty Academy. Dalam pemikirannya kesuksesan dimulai dari luar negeri. Memang benar, kualitas pendidikan kecantikan di luar negeri kala itu lebih baik daripada di negeri sendiri.

Hingga pada akhir kelulusan, sebagai syarat untuknya lulus Martha mendapatkan tugas akhir (paper) dengan tema The Indigenous Make Up of Your Country  (make up khas negara asal).

Dia tidak tahu sama sekali dari mana harus memulai karena sama sekali Martha tidak terlalu tahu dengan budaya Indonesia, untunglah ada teman yang mengajarinya make up Indonesia.

Dalam kebingungan itu Martha berujar apabila dia berhasil lulus dari Beauty Academy, dia akan pulang ke Indonesia dan menerapkan ilmu kecantikan yang didapatnya dari Amerika di Indonesia. Akhirnya semua doa-doanya terkabul.

Salon Garasi Martha Tilaar

Setelah lulus Martha memenuhi janjinya untuk pulang ke Indonesia dan mulai merintis usaha kecil-kecilannya yang berawal dari garasi berukuran 4x6 meter, namun hal itu tidak mulus ia lalui.

Mendapat ejekan dari orang lain yang menganggap ia adalah orang gila yang ingin cepat kaya dan berkaitan erat dengan mistis karena ia menjual ramuan herbal dan jamu sembari menjalankan salonnya yang ternyata tidak laku di lingkungannya.

Hingga akhirnya ia memanfaatkan letak rumahnya di Jakarta yang dekat dengan komplek kedutaan besar berbagai negara dengan menitipkan brosurnya kepada loper Koran. Ia tidak bisa memasang iklan langsung di koran karena tidak adanya biaya.

Namun dengan cara itu justru dia menjadi langganan para istri pejabat kedutaan besar, dari situ perlahan-lahan bisnis Martha berjalan ditambah lagi dimuatnya cerita hidupnya di buku seorang penulis bernama Jhonnys Beet pada halaman 202-203.

Tidak sampai di situ, Martha juga tetap fokus pada bisnis jamunya yang juga ikut mendunia karena dengan jamu yang ia olah bisa mematahkan vonis 4 dokter profesional yang telah meyatakan bahwa Martha tidak akan bisa hamil, sekalipun bisa bayinya kemungkinan lahir dengan cacat. Pada usia 41 tahun Martha bisa melahirkan 2 anak yang sempurna dan cerdas.

Dari situ pula ia semakin fokus dengan bisnis jamunya sampai ke Belanda untuk mempelajari spesies jamu di Tex Herbarium, hingga ia diminta untuk menulis resep jamu dalam Bahasa Inggris.

Berkat kerja kerasnya, Martha kini menjadi pengusaha sukses dengan merek dagang Sariayu. Produk Sariayu tidak hanya dipakai di Indonesia tapi juga sudah mendunia.





Selain sukses dalam bisnis, Martha juga sukses dalam program kemanusiaan The Global Compact di mana ia bisa membina semua anak-anak pedesaan yang hendak dijual oleh keluarganya menjadi sarjana dan sukses. Hingga pihak NJO Paris menyatakan bahwa Martha mampu menjadi sosok ideal founder The Global Impact untuk PBB.

Dari kisah ini apa kamu masih mau kerja hanya untuk kesenangan dan kemewahanmu di masa sekarang? Apakah kamu di luar negeri hanya berniat untuk melarikan diri dari masalahmu di kampung halaman?

Mari kita bertanya pada diri kita sendiri "Aku berjuang sampai sejauh ini untuk apa?"

(dari berbagai sumber dan liputan6.com)

0 comments

Post a Comment