Sunday, June 12, 2016
Kehidupan Sosial TKI Di London Yang "Bebas" Namun Punya Tata Krama
Datangnya hari Minggu disambut hentakan kaki di sebuah kelab malam di dekat pusat perbelanjaan Westfield, London. Di lantai dansa itu para pekerja domestik dari Indonesia dan Filipina berjoget dan menari diiringi musik disko. Ada yang bersama pasangan atau bersama teman di diskotek ini.
Adalah Yati (35) perempuan asal Indramayu Jawa Barat kadang clubbing atau pergi ke kelab malam seminggu sekali. Katanya itu penting karena setelah sepekan penuh bekerja membersihkan rumah, menyeterika, memasak dan berbelanja untuk satu keluarga dengan dua anak dan dua pengasuh mereka.
"Walaupun lima hari kerja kadang kalau akhir pekan pusing jadi aku pergi clubbing. Kadang-kadang orang berpikiran buruk. Clubbing itu tak bagus hanya untuk cari cowok. Nyatanya tidak. Di sana enak aku cuma menari kayak modelnya olahraga," ujar Yati.
Dengan tiket masuk hanya £5 (sekitar Rp95.000) untuk anggota kelab malam atau £7.20 per jam untuk yang bukan member, orang bisa saja datang ke clubm, mengingat kondisi sosial di ibu kota Inggris mendukung untuk melakukan aktivitas malam seperti itu.
"Kalau di London semuanya bisa, tapi kalau di kampung tak bisa mungkin. Tahu sendiri, tetangga pikirannya jelek. Tidak kayak di London don't care."
Don't care yang dimaksudnya, orang tak memedulikan urusan pribadi orang lain.
Salah satu perempuan muda yang mandiri secara finansial di negeri orang ini. Dia adalah Yati, dia juga mampu menopang keluarga di kampungnya.
Orang lain yang juga teman Yati, Rina mengaku pergi ke kelab malam hanya untuk melepaskan stres.
"Tujuannya juga untuk olahraga, tapi mungkin ada orang yang menganggapnya buruk. Padahal kami cuma ingin menyegarkan pikiran, berjoget seperti zumba, dan menikmati suasana bersama teman-teman," Rina berkata.
Selain ke kelab malam, pekerja domestik Indonesia biasanya juga menggelar arisan atau merayakan hari besar, seperti Hari Kartini di Kedutaan Besar Repubik Indonesia London.
Meskipun bermacam-macam gaya hidupnya, kata Tuti Hatmawati, ketua INDUK, organisasi tenaga kerja Indonesia yang bernaung di KBRI London ini beranggotakan lebih dari 100 orang dengan mempertahankan banyak prinsip, salah satunya yang paling dijaga adalah tatakrama.
"Kalau masalah kebebasan hidup, masing-masing kita punya pilihan hidup. Menurut saya, saya suka dengan tradisi orang sini yang bebas tapi tetap ada aturan karena kita, walau bagaimanapun, tetap orang Indonesia yang punya tatakrama, punya moralitas.
"Justru bagaimana kita menjadi orang Indonesia yang bisa bersosialisasi di sini dengan siapa pun tanpa harus meninggalkan jati diri kita," tegas Tuti yang dilansir dari BBC Indonesia.
Sementara itu Minister Counsellor bidang Protokol dan Konsuler KBRI di London, Eka Aryanto Suripto, menegaskan berdasarkan pengamatannya tentang gaya hidup TKI di London.
"Gaya hidup para TKI di London tidak berlebihan"
Secara resmi Indonesia memang tidak ada program pengiriman tenaga kerja ke Inggris, tetapi di negara ini terdapat ratusan tenaga kerja Indonesia di sektor domestik. Pada umumnya mereka masuk ke Inggris dibawa oleh majikan dari negara-negara Timur Tengah dan Asia.
Sejak 2012, pemerintah Inggris memperketat visa kerja bagi pekerja domestik asing sehingga kini semakin sulit bagi tenaga kerja baru untuk masuk ke Inggris.
sumber : bbc
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Paling Dilihat
-
Berita TKI - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) Ayub Basalamah mengatakan, moratorium (penghentian semen...
-
Berita Kriminal - Aksi percobaan pemerkosaan oleh pria tak dikenal terhadap SB (24 tahun) seorang karyawan salon kecantikan di Bekasi Sel...
-
Kecanggihan telepon genggam atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama smartphone (telepon pintar), telah memungkinkan kita untuk melak...
-
Berita TKI - Seekor gajah menewaskan Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di perkebunan yang berlokasi di Tawau, Sabah, Malaysia. In...
-
Tercatat ada sebanyak 139 WNI yang ditahan di lembaga pemasyarakatan di Hong Kong dan Makau yang disebabkan oleh bermacam kasus pidana ya...
-
BERITA JATINEGARA - Berpura-pura sebagai pengemis yang berjalan ngesot, Adriana (40) diamankan Satgas Dinas Sosial saat sedang beraksi ...
-
Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyebut, angka tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri non-prosedural masih sangat ting...
-
Dituding Jadi Pelaku Tabrak Lari Imigran Afganistan di Makassar Digebuki Warga, Barang Berharga RaibBerita Makassar - Seorang imigran pencari suaka asal Afghanistan, Mukhtar Hussain Aashury (28), dipukuli warga di Jalan Pengayoman, Maka...
0 comments
Post a Comment